Senin, 26 Desember 2011

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Berdasarkan amanat UU no 20 tahun 2003, serta PP no 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 19 Standar Proses Dinyatakan “ Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat,minat dan perkembangan fisik dan psikologi peserta didik “(SISDIKNAS, fokus media).
Sesuai dengan amanat undang-undang diatas maka diharapkan kualitas pembelajaran dikelas harus bersifat PAIKEM, yang dimana pembelajaran dikelas diharapkan siswa selalu aktif dalam proses pembelajaran dikelas sehingga tercipta suasana belajar yang efektif dan efisien.
Tetapi seperti kita ketahui bahwa kualitas pendidikan kita dianggap oleh sebagian kalangan masih rendah yang disebabkan oleh banyak faktor, mulai dari rendahnya kualitas guru, sampai sarana dan prasarana yang tidak lengkap. Kualitas pendidikan juga dipengaruhi oleh ketidak mampuan guru dalam menerapkan dan mengunakan pendekatan yang sesuai dengan mata pelajaran yang hendak diajarkan, sehingga apa yang menjadi indikator yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran tidak maksimal tercapai dan diserap oleh siswa.
Pendekatan inquiri adalah salah satu pendekatan yang dianjurkan digunakan dalam pembelajaran IPA, merupakan pendekatan yang sangat menghargai keaktifan siswa dalam pembelajaran sehingga diharapkan tujuan yang ingin dicapai dalam proses belajar mengajar terserap secara maksimal oleh siswa. Tapi apakah pendekatan ini benar-benar efektif digunakan dalam pembelajaran IPA sehingga proses pembelajaran yang banyak mengaktifkan siswa dalam pembelajaran . itulah yang akan dibahas dalam makalah ini.

B. RUMUSAN MASALAH
Dalam makalah ini adapun rumusan masalah yang diangkat adalah :
1) Hakikat dari pendekatan inquiri.
2) Dapatkah pendekatan inquiri meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam PBM ?
3) Bagaimana penerapan pendekatan inquiri dalam kegiatan pembelajaran dalam meningkatkan keaktifan belajar anak ?

BAB II
PEMBAHASAN

A. HAKEKAT PENDEKATAN INQUIRI.
Menurut Dr.wina sanjaya, Pendekatan Inquiri adalah “Rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan”. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Strategi pembelajaran ini sering disebut dinamakan strategi heuristic, yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu heuriskein yang berarti saya menemukan .
Pendekatan inquiri berangkat dari asumsi bahwa sejak manusia lahir kedunia, manusia memiliki dorongan untuk menemukan sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentang keadaan alam disekelilingnya merupakan kodrat manusia sejak ia lahir kedunia. Sejak kecil manusia memiliki keinginan untuk mengenal segala sesuatu melalui indra pengecapan , pendengaran, penglihatan, dan indra-indra lain. Hingga dewasa keingintahuan manusia secara terus menerus berkembang dengan mengunakan otak dan pikirannya. Pengetahuan yang dimiliki manusia akan bermakna (meaningfull) manakala didasari oleh keingintahuan itu. Dalam rangka itulah strategi inquiri dikembangkan.

Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama strategi pembelajaran inquiri antara lain :
1) Strategi inquiri menekankan pada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya strategi inquiri selalu menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam pembelajaran , siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri.
2) Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Dengan demikian strategi pembelajaran inquiri menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa. Aktivitas pembelajaran biasanya dilakukan melalui proses tanya jawab antara guru dan siswa. Oleh sebab itu kemampuan guru dalam menggunakan tehnik bertanya merupakan syarat utama dalam melakukan inquiri.
3) Tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inquiri adalah mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Dengan demikian, dalam strategi pembelajaran inquiri siswa tak hanya dituntut agar menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya. Manusia yang hanya menguasai pelajaran belum tentu dapat mengembangkan kemampuan berpikir secara optimal. Namun sebaliknya, siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya manakala ia bisa menguasai materi pelajaran.

Strategi pembelajaran inquiri merupakan bentuk dari pembelajaran yang berorientasi kepada siswa (student centered aprroach). Dikatakan demikian sebab dalam strategi ini siswa memegang perang yang sangat dominan dalam proses pembelajaran. Strategi pembelajaran inquiri akan efektif manakala:
1. Guru mengharapkan siswa dapat menemukan sendiri jawaban dari suatu permasalahan yang ingin dipecahkan. Dengan demikian dalam strategi inquiri penguasaan materi pelajaran bukan sebagai tujuan utama pembelajaran, akan tetapi yang lebih dipentingkan adalah proses belajar.
2. Jika bahan pelajaran yang akan diajarkan tidak berbentuk fakta atau konsep yang sudah jadi, akan tetapi sebuah kesimpulan yang perlu pembuktian.
3. Jika proses pembelajaran berangkat dari rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu.
4. Jika guru akan mengajar pada sekelompok siswa yang rata-rata memiliki kemauan dan kemampuan berpikir. Strategi inquiri akan kurang berhasil diterapkan kepada siswa yang kurang memiliki kemampuan untuk berpikir.
5. Jika siswa yang belajar tak terlalu banyak sehingga bisa dikendalikan oleh guru.
6. Jika guru memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan yang berpusat pada siswa.

Jika situasi diatas sudah tercapai maka pendekatan inquiri mudah dilaksanakan oleh guru. Adapun beberapa prinsip-prinsip penggunaan pendekatan inquiri yang harus diperhatikan oleh guru. Setiap prinsip itu akan kami jelaskan dibawah ini :
1. Berorientasi pada pengembangan intelektual.
Tujuan utama dari strategi inquiri adalah pengembangan kemampuan berpikir. Dengan demikian strategi pembelajaran ini selain berorientasi pada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar. Karena itu, kriteria keberhasilan dari proses pembelajaran dengan mengunakan strategi inquiri bukan ditentukan oleh sejauh mana siswa dapat menguasai materi pelajaran, akan tetapi sejauh mana siswa beraktivitas mencari dan menemukan sesuatu. Makna dari “sesuatu” yang harus ditemukan oleh siswa melalui proses berpikir adalah sesuatu yang dapat ditemukan, bukan sesuatu yang tidak pasti, oleh sebab itu, setiap gagasan yang akan dikembangkan adalah gagasan yang dapat ditemukan.
2. Prinsip interaksi
Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi baik interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan interaksi siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri. Guru perlu mengarahkan agar siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya melalui interaksi mereka. Kemampuan guru untuk mengatur interaksi memang bukan pekerjaan yang mudah. Sering juga terjebak dengan kondisi yang tidak tepat mengenai proses interaksi itu sendiri. Misalnya, interaksi hanya berlangsung antar siswa yang kemampuan berbicara saja walaupun pada kenyataannya pemahaman siswa tentang substansi permasalahan yang dibicarakan sangat kurang atau guru justru menanggalkan peran sebagai pengatur interaksi itu sendiri.
3. Prinsip bertanya
Peran guru yang harus dilakukan dalam mengunakan pendekatan inquiri adalah guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir. Oleh sebab itu, kemampuan guru dalam bertanya perlu di kuasai oleh guru.
4. Prinsip belajar untuk berpikir
Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir, yakni proses mengembangkan seluruh otak baik otak kiri maupun otak kanan maupun bagian otak yang lain. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal.
5. Prinsip keterbukaan
Belajar adalah suatu proses mencoba berbagai kemungkinan. Oleh sebab itu, anak perlu diberikan kebebasan untuk mencoba sesuai dengan perkembangan kemampuan logika dan nalarnya. Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukannya.

Secara umum proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inquiri dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
a. Orientasi
b. Merumuskan masalah
c. Mengajukan hipotesis
d. Mengumpulkan data
e. Menguji hipotesis
f. Merumuskan kesimpulan
Setiap pendekatan mempunyai keunggulan dan kelemahan. Tidak ada satu pendekatan pun yang sempurna termaksud pendekatan inquiri. Adapun keunggulan dari pendekatan inquiri antara lain :
1) Pendekatan inquiri merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih bermakna.
2) Pendekatan inquiri dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
3) Pendekatan inquiri merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
4) Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata.
Adapun kelemahan dari pendekatan inquiri adalah:
1) Jika pendekatan inquiri digunakan sebagai strategi pembelajaran, maka akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan.
2) Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
3) Kadang-kadang dalam mengimplementasikanya memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikanya dengan waktu yang telah ditentukan.
4) Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka pendekatan inquiri akan sulit diimplementasikan oleh guru.
B. HUBUNGAN PENDEKATAN INQUIRI DENGAN KEAKTIFAN BELAJAR ANAK DALAM PBM
Hubungan yang mungkin bisa dibangun antara lain
1. Belajar adalah aktivitas mental untuk memaknai suatu pengalaman. Keterlibatan mental adalah suatu yang pasti adanya dalam proses belajar. Keterlibatan mental (emosi) kearah belajar dipengaruhi oleh menarik dan menantang tidaknya materi pelajaran yang disajikan oleh guru. Menarik dalam artian mampu memfokuskan perhatian siswa untuk melibatkan emosinya dalam belajar, penggunaan media apalagi media sebenarnya relevan akan hal ini. Menantang maksudnya suatu kondisi yang menuntut siswa untuk mencari tahu dan memecahkan sendiri masalah dalam pembelajaran. Pendekatan inkuiri adalah pendekatan yang menuntut siswa untuk menemukan sendiri konsep hal dalam proses pembelajaran.
2. Keaktifan belajar siswa dipengaruhi oleh suatu kondisi dimana guru dengan sengaja mempasifkan diri dalam PBM. Ingkuiri adalah suatu pandangan pembelajaran yang memandang pembelajaran sebagai proses interaksi antara siswa dan guru maupun siswa dan lingkungan yang berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri. Guru perlu mengarahkan atau directing agar siswa dapat mengembangkan kemampuan berfikirnya melalui interaksi mereka.
3. Suasana pembelajaran yang menuntut siswa membangun sendiri konsep, hipotesis dan teori akan mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif untuk menemukan sendiri. Suasana pembelajaran yang dimaksud adalah suasana pembelajaran yang ada dalam pendekatan inqkuiri.
4. Suasana dimana murid aktif mencari dan memecahkan masalah. Atau menemukan konsep, hipotesis dan teori akan menuntut mereka untuk saling berinteraksi sesamanya dan interaksi murid dengan guru dalam konteks murid butuh pada guru bukan sebaliknya.
C. Penerapan Pendekatan Inquiri Dalam Kegiatan pembelajaran untuk Mengaktifkan Belajar Anak.
Salah saru penerapan pendekatan ingkuiri dalam kegiatan pembelajaran dapat kita lakukan dalam pembelajaran mata pelajaran IPA dan IPS. Disini kita akan lebih memfokuskan pada pembelajaran IPA saja. Mata pelajaran ipa berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep dan prinsib-prinsib saja tetapi juga melibatkan proses penemuan. Disinilah diharapkan siswa menemukan sendiri apa yang terkandung di alam ini (Trianto,2007).mendefinisikan IPA sebagai pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur , berlaku umum (universal) dan berupa kumpulan data hasil observasi dan eksperimen.
Penerapan pendekatan inkuiri, dalam pembelajaran IPA sangat bagus jika untuk meningkatkan keaktifan siswa. Tentunya untuk menuangkannya harus melalui RPP atau indikator yang benar-benar mengaktifkan siswa,dan inilah contoh indikator yang akan dicapai.
A. INDIKATOR
Melalui penjelasan dan pengamatan guru diharapkan siswa mampu :
1. siswa dapat menjelaskan perbedaan berat jenis benda.
B. KEGIATAN PEMBELAJARAN
• Kegiatan inti
- Guru mendemonstrasikan 2 buah benda yang akan diukur berat jenisnya.
- Guru mencampur bensin dan air dalam satu wadah kemudian membakarnya
- Siswa diminta memberi tanggapan kenapa api bisa menyala diatas air
- Siswa diminta menjawab kenapa api bisa padam setelah dibakar
- Siswa diminta menjelaskan sebab sehingga cairan bensin habis terbakar dan air tidak.

Setelah dibuat indikatornya,maka inilah simulasi pembelajaranya didepan kelas.
SIMULASI PEMBELAJARAN
Seorang guru IPA akan mengajarkan tentang perbedaan berat jenis antara air dan bensin. Setelah ia menyampaikan pokok bahasan kepada siswa yang diajarnya, guru tersebut kemudian menuangkan bensin dari dalam botol yang sengaja ia bawa kedalam sebuah cangkir yang ada dimejanya.. setelah itu, kemudian ia juga menuangkan air kedalam tempat yang sama. Sambil berlega sebagai seorang pesulap, pak guru kemudian menyalakan api dan meletakkannya diatas cairan itu. Apipun menyala. Seluruh siswa merasa heran melihat peristiwa itu. Secara serentak mereka bertanya: “mengapa bisa terjadi seperti itu? Bukankah bensin itu ada dibawah air?”
Pak guru Cuma bisa tersenyum sambil mengangkat bahunya.
“ya, mengapa api bisa menyala diatas air?” kata salah satu siswa.
“ya, mengapa?” timpal pak guru. “coba siapa yang bisa menebak kira-kira apa sebabnya!”
Seluruh siswa tampak seperti berpikir. Tiba-tiba seorang siswa bertanya sambil mengancungkan tanganya,”apakah air yang bapak tuangkan tadi lebih banyak dibandingfkan bensin?”
“Oh, tidak …”jawab pak guru.
“apakah itu disebabkan karena air bercampur dengan bensin?”
“ehm…bapak kira tidak, tuh…!”
Seluruh siswa terdiam sambil menatap nyala api yang kian mengecil dan akhirnya padam.
“nah, sekarang coba kalian lihat, apai telah pada. Kita coba sekarang bakar lagi…” kata pak guru sambil menyalakan kembali apinya dan meletakkannya kembali diatas cairan itu. Namun. Ternyata api tidak mau menyala. “ternyata api tidak mau menyalakan…!”
“ya…!” kata mereka serempak.
“apakah cairan itu telah habis…?”
“coba kalian lihat sendiri!”kata pak guru sambil memperlihatkan tempat air.”apa yang kamu lihat…?”
“cairanya masih ada…”
“cairan apa yang masih ada itu?”
Kembali siswa terdiam untuk beberapa saat. Pak guru menatap siswa sambil memancing siswa untuk menjawab atau mengeluarkan pendapat. Namun, tidak ada seorang pun yang mampu berkata.
“nah, kalau begitu bapak akan coba membakar kembali cairan ini” kata pak guru. Namun, lagi-lagi api tidak mau menyala seperti pada demosntrasi yang pertama tadi.
Tiba-tiba seorang siswa mengacungkan tangan sambil tersenyum.
“saya tau jawabannya, pak!
“bagus, coba apa?”
“cairan yang tersisa itu adalah air, pak!”
“Kenapa kamu bisa mengatakan demikian?”
“Sebab bensin sudah habis terbakar”
“Bagus. Kembali pada permasyalahan kita semula mengapa ketika air dicampur dengan bensin tadi terjadi nyala api…?”
“Apakah itu disebabkan karena bensin diatas air?”
“pendapatmu hampir tepat…!”
“bagaimana berat jenis air dan bensin itu”
“Bagus, coba kamu perjelas pertanyaannya!”
“Apakah air memiliki berat jenis yang lebih berat dibandingkan bensin?”
“Menurut kamu bagaimana…”
Siswa berpikir lagi
“saya kira air memiliki berat jenis yang berbeda dengan bensin. Hal ini dapat dibuktikan dari proses nyalanya api tadi..”
Pak guru tersenyum puas, sambil mengangkat ibu jarinya.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Strategi pembelajaran inquiri sangat menekankan pada keaktifan siswa karena strategi pembelajaran ini sangat menekankan kepada proses mencari dan menemukan. Materi pelajaran tidak diberikan secara langsung. Peran siswa dalam strategi ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran itu sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa dalam belajar dengan kata lain siswalah yang aktif menemukan sendiri bukan diberikan oleh guru.
Penerapan pendekatan inquri sangat cocok pad mata pelajaran IPA dan IPS karena disitu guru leluasa untuk membimbing siswa dalam menemukan sendiri materi pelajaran yang kana diajarkan oleh guru

3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan, Pengunaan pendekatan pembelajaran inquiri harus diperhatikan beberapa prinsip antara lain
b. Berorientasi pada pengembangan intelektual siswa olehnya itu diharapkan bagi seorang calon guru mempelajari pendekatan ini untuk diterapkan dalam pembelajaran
c. Prinsip interaksi antara siswa dan guru maupun siswa dan lingkungan.
d. Siswa harus diajarkan untuk berpikir sendiri agar dapat menemukan sendiri apa materi pelajaran yang dipelajari

DAFTAR PUSTAKA
Sanjaya,wina,2007.strategi pembelajaran.Jakarta:kencana media pratama
Trianto,2007.model pembelajaran terpadu dalam teori dan praktek.jakarta:prestasi pustaka

0 komentar:

Posting Komentar